Sejarah dunia
Lukisan
bison yang dibuat pada Era
Paleolitik Hulu (50.000–10.000 SM) di
gua Altamira,
Spanyol. Lukisan purba merupakan rekam arkeologis tentang keadaan sebelum umat manusia menciptakan sistem tulisan.
Reruntuhan
Göbekli Tepe di
Turki, kuil tertua di dunia, bukti bahwa religi telah ada sejak ±10.000 SM.
Kuneiform dari
Sumeria (2600
SM),
sistem tulisan paling kuno yang diketahui sejauh ini. Setelah sistem
tulisan diciptakan, akhirnya manusia mampu mencatat sejarahnya.
Sejarah dunia adalah
sejarah umat manusia di seluruh
dunia, di semua tempat di
Bumi, dirunut dari era
Paleolitik. Berbeda dengan
sejarah Bumi (yang mencakup sejarah
geologis Bumi dan era sebelum keberadaan manusia), sejarah dunia terdiri dari kajian rekam
arkeologis dan catatan tertulis, dari
zaman kuno hingga saat ini. Pencatatan sejarah dimulai sejak
sistem tulisan diciptakan, tetapi asal mula peradaban bertolak dari periode sebelum penciptaan tulisan, atau zaman
prasejarah.
[1][2] Prasejarah dimulai dari Era
Paleolitik ("Zaman Batu Awal"), diikuti dengan Era
Neolitik (Zaman Batu Baru) dan Revolusi Pertanian (antara 8000–5000 SM) di kawasan
Hilal Subur.
Revolusi tersebut merupakan titik perubahan besar dalam sejarah umat
manusia karena sejak masa itu mereka telah mampu membudidayakan tumbuhan
dan hewan.
[3] Seiring dengan perkembangan
pertanian, gaya hidup
nomaden berubah menjadi hidup menetap sebagai petani.
[a] Kemajuan pertanian mengakibatkan pembagian strata pekerja dalam usaha
panen.
Strata pekerja menyebabkan munculnya strata masyarakat dan perkembangan
kota-kota. Banyak kota kuno berkembang di tepi-tepi kumpulan air (danau
dan sungai) yang dapat menyokong kehidupan. Pada tahun 3000 SM, telah
muncul peradaban di lembah
Mesopotamia (dataran di antara sungai
Tigris dan
Efrat) di
Timur Tengah,
[5] di tepi
Sungai Nil Mesir,
[6][7][8] dan di
lembah sungai Indus.
[9][10][11] Selain itu peradaban juga muncul di
lembah Sungai Kuning.
Di tempat-tempat perkembangan peradaban kuno, pertumbuhan masyarakat
yang semakin kompleks menyebabkan penciptaan sistem tulisan untuk
mempermudah usaha administrasi dan niaga.
[12]
Sejarah
Dunia Lama (khususnya
Eropa dan
Mediterania) umumnya terbagi menjadi
Abad Kuno, sejak dari zaman sebelum kelahiran
Yesus hingga 476 setelah kelahiran Yesus;
Abad Pertengahan,
[13][14] dari abad ke-5 hingga abad ke-15, meliputi
Zaman Kejayaan Islam (sekitar 750 M – sekitar 1258 M) dan Zaman
Renaisans Eropa Awal (bermula sekitar 1300 M);
[15][16] Abad Modern Awal,
[17] dari abad ke-15 sampai akhir abad ke-18, mencakup
Abad Pencerahan; dan
Abad Modern Akhir, dari masa
Revolusi Industri hingga sekarang, termasuk
sejarah kontemporer. Dalam sejarah
Eropa Barat, "
Kejatuhan Roma" tahun 476 M umumnya dipandang sebagai penanda akhir Zaman Kuno dan permulaan Abad Pertengahan. Sebaliknya, di
Eropa Timur terjadi transisi dari
Kekaisaran Romawi menjadi
Kekaisaran Bizantium, yang tidak runtuh sampai
berabad-abad kemudian. Pada pertengahan
abad ke-15, teknik
cetak modern yang ditemukan
Johannes Gutenberg[18] merevolusi metode
komunikasi, berperan dalam mengakhiri
Abad Pertengahan dan menjadi perintis dalam
Revolusi Ilmiah.
[19] Pada abad ke-18, akumulasi
pengetahuan dan
teknologi, khususnya di Eropa, telah mencapai massa genting yang menuju kepada
Revolusi Industri.
[20]
Di tempat lain, meliputi
Timur Dekat Kuno,
[21][22] Cina Kuno,
[23] dan
India Kuno, terjadi rentang sejarah berbeda-beda. Pada abad ke-18, karena
perdagangan internasional dan
kolonisasi yang ekstensif, sejarah berbagai peradaban menjadi terjalin secara signifikan (lihat:
globalisasi). Dalam waktu sekitar seperempat
milenium,
angka pertumbuhan jumlah penduduk, pengetahuan, teknologi,
perekonomian, tingkat kerugian senjata, dan kerusakan lingkungan
meningkat drastis, mendatangkan risiko bagi kelayakhunian
Bumi.
[24][25]
Prasejarah
Manusia purba
Peta persebaran manusia dan hominid (sekitar 100.000 hingga 1500 tahun yang lalu).
██ Homo sapiens (sejak 195.000 tahun lalu) ██ Neanderthal (600.000–30.000 tahun lalu) ██ Hominid purba (2,5–0,6 juta tahun lalu)
Hasil perhitungan
jam molekuler mengindikasikan bahwa garis silsilah
hominid yang mengarah pada
Homo sapiens bercabang dengan garis keturunan yang mengarah pada
simpanse (kerabat terdekat manusia modern yang masih hidup) sekitar lima juta tahun yang lalu.
[26] Menurut para ahli, genus
Australopithecine, yang kemungkinan besar merupakan kera pertama yang berjalan tegak, berangsur-angsur menurunkan genus
Homo. Salah satu
spesiesnya,
Homo erectus
(1,9 juta–10.000 tahun lalu) mampu menggunakan peralatan kayu dan batu
sederhana selama ribuan tahun, dan seiring waktu, peralatan yang dipakai
terus diperbagus dan lebih kompleks. Bukti bahwa pemanfaatan api oleh
H. erectus
sudah dimulai sejak 400.000 tahun lalu banyak didukung oleh para
ilmuwan, sementara klaim yang menyatakan jauh sebelum itu kurang
diterima karena kurang meyakinkan dan tidak lengkap.
[27] Sejak sekitar 125.000 tahun yang lalu dan seterusnya,
pemanfaatan api untuk menghangatkan tubuh dan berburu menyebar ke penjuru dunia.
[28]
Pada rentang
Paleolitik (2,6 juta–10.000 tahun lalu),
Homo heidelbergensis—keturunan
H. erectus—menyebar di
Afrika dan
Eropa 600.000 tahun lalu, dan menjadi leluhur bagi
Neanderthal dan
manusia modern. Pada
Paleolitik Madya (300.000–30.000 tahun lalu), manusia modern anatomis (
Homo sapiens) muncul di
benua Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu.
[29] Mereka mengembangkan
bahasa dan repertoar konseptual untuk pemakaman sistematis bagi kerabat yang meninggal dan penghiasan diri bagi yang masih hidup.
[30] Selama periode ini, umat manusia bekerja sebagai
pemburu-pengumpul makanan. Kehidupan dengan harapan akan keberhasilan dalam perburuan juga melahirkan kepercayaan, atau religi purba.
[31] Ekspresi artistik awal dapat ditemukan dalam bentuk
lukisan gua dan
ukiran
yang dibuat dari kayu atau batu. Umumnya manusia purba menggambarkan
hewan buruannya atau aktivitas perburuannya. Selain itu pada umumnya
mereka hidup
nomaden,
kerap berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain tergantung
jumlah hewan buruan di tempat tinggal mereka. Mereka mencapai
Timur Dekat sekitar 125.000 tahun yang lalu.
[32] Dari Timur Dekat, populasi mereka menyebar ke timur meuju
Asia Selatan sekitar 50.000 tahun yang lalu, dan menuju
Australia sekitar 40.000 tahun yang lalu,
[33] dan untuk yang pertama kalinya,
H. sapiens mencapai teritori yang belum pernah dicapai
H. erectus sebelumnya.
H. sapiens menyebar secara cepat dari
Afrika menuju kawasan bebas es di
Eropa dan
Asia sekitar 60.000 tahun yang lalu.
[34] Mereka mencapai pemutakhiran perangai sekitar 50.000 tahun yang lalu.
[29] Mereka mencapai
Eropa sekitar 43.000 tahun yang lalu,
[35] dan akhirnya mereka menggantikan populasi
Neanderthal sebelumnya. Pada masa itu terjadi
periode glasial akhir,
ketika suhu kawasan di belahan utara Bumi sangat tidak layak huni.
Akhirnya umat manusia menghuni hampir dari seluruh bagian bebas es di
muka Bumi sampai akhir glasial, sekitar 12.000 tahun yang lalu.
Asia Timur dicapai sekitar 30.000 tahun lalu. Perkiraan waktu migrasi ke
Amerika Utara
masih diperdebatkan; kemungkinan terjadi sekitar 30.000 tahun lalu,
atau mungkin di masa berikutnya, sekitar 14.000 tahun lalu. Kolonisasi
Polinesia di
samudra Pasifik bermula sekitar 1300 SM, dan berakhir sekitar 900 M. Leluhur bangsa Polinesia meninggalkan
Taiwan sekitar 5000 tahun lalu.
Kemunculan peradaban
Gambaran aktivitas berkesenian yang dicapai manusia pada zaman purba. Lukisan karya
Paul Jamin (1853-1903).
Lukisan kegiatan bercocok tanam, dari zaman
Mesir Kuno, sekitar 1200 SM. Di tempat-tempat kelahiran peradaban, kegiatan bercocok tanam mengakhiri periode berburu dan hidup nomaden.
Data arkeologis mengindikasikan bahwa
domestikasi sejumlah hewan dan pembudidayaan tanaman berkembang di beberapa tempat di seluruh dunia, dimulai sejak periode
Holosen[36] (sekitar 12.000–11.500 tahun lalu sampai kini).
[37] Di
Timur Tengah, pertanian berkembang di kawasan
Hilal Subur sejak sekitar 10.000–9000 SM; di
Eropa, ada bukti pembudidayaan gandum, domba, kambing, dan babi yang mengindikasikan kegiatan produksi pangan di
Yunani dan
Aegea sekitar 7000 SM
[38]; di
Cina budidaya
juwawut dimulai sejak 8000 SM;
[39] di
Amerika,
labu dibudidayakan sejak 10.000–8000 SM sedangkan
jagung sejak 7500 SM.
[40][41] Transisi dari gaya hidup
berburu ke
pertanian dalam periode tersebut dikenal sebagai
Revolusi Neolitik.
Pertanian cocok untuk populasi yang sangat padat, dan dalam
pengelolaannya tercipta strata pekerja karena tidak seluruh populasi
terjun langsung dalam pertanian.
[42] Pada akhirnya proses
panen dan strata pekerja terorganisasi menjadi suatu
wilayah berdaulat.
[42] Pertanian juga menghasilkan surplus
makanan yang mampu menyokong kehidupan orang-orang yang tidak terlibat langsung pada produksi bahan pangan.
[43][44]
Perkembangan pertanian menghantarkan manusia pada pendirian
kota-kota pertama di dunia. Kawasan tersebut merupakan pusat
perdagangan,
pabrik, dan
kekuatan politik yang hampir tidak menghasilkan pangan dengan sumber daya sendiri. Kota menciptakan
simbiosis dengan
desa
di sekelilingnya. Kota menerima produk pangan dari desa dan sebagai
gantinya kota menyediakan produk pabrik serta perlindungan dan kendali
militer yang berstrata.
[45]
Perkembangan kota-kota berarti kemunculan
peradaban.
[b] Peradaban awal muncul pertama kali di
Mesopotamia hulu (3500 SM),
[46] diikuti dengan
peradaban Mesir di sepanjang
sungai Nil (3300 SM)
[8] dan
peradaban Harappa di
lembah sungai Indus (di masa kini merupakan wilayah
Pakistan; 3300 SM).
[47][48]
Masyarakat tersebut mengembangkan sejumlah karakteristik yang sama,
misalnya pemerintahan pusat, struktur sosial dan perekonomian yang
kompleks, sistem tulisan dan bahasa yang canggih, dan agama serta budaya
yang khas.
Aksara
merupakan perkembangan penting lainnya dalam perkembangan sejarah
manusia, karena mendukung administrasi kota-kota dan membuat
pengungkapan gagasan menjadi lebih mudah.
Saat peradaban berkembang menuju bentuk yang lebih kompleks, demikian pula yang terjadi pada
agama, dan bentuk terawal dari ragamnya tampak dimulai pada periode tersebut.
[49] Benda-benda alam seperti Matahari, Bulan, Bumi, langit, dan laut kerap didewakan.
[50] Ruangan suci didirikan, dan berkembang menjadi pembangunan
kuil,
lengkap dengan hierarki kependetaan dan jabatan lainnya yang kompleks.
Tipikal zaman Neolitik adalah kecenderungan untuk memuja dewa-dewi
antropomorfis. Salah satu teks keagamaan kuno yang masih lestari adalah
Teks Piramida, koleksi teks yang dibuat oleh
bangsa Mesir, yang tertua dibuat sekitar tahun 2400–2300 SM.
[51] Berdasarkan ekskavasi di kompleks kuil
Göbekli Tepe ("Bukit Perut Gendut") di
Turki selatan yang berdiri sejak 11.500 tahun yang lalu, para arkeolog berpikir bahwa keberadaan agama mendahului
Revolusi Pertanian daripada muncul setelah revolusi itu dimulai, sebagaimana diasumsikan pada umumnya.
[52]..
Zaman Kuno
Garis waktu
- Tahun di bawah ini menunjukkan perkiraan. Baca artikel terkait untuk detail lebih lanjut.
Maulid peradaban
Reruntuhan kota kuno
Ur di
Irak, salah satu tempat perkembangan peradaban
Sumeria (4000 SM), dengan
ziggurat Ur (rekonstruksi) sebagai latar belakangnya.
Sumeria yang terletak di
Mesopotamia adalah peradaban kompleks pertama yang diketahui sejauh ini, berkembang dari beberapa
negara kota pada milenium keempat sebelum Masehi. Di kota-kota itulah bentuk tulisan terawal, yaitu
huruf paku (
kuneiform), muncul sekitar 3000 SM. Kuneiform berawal dari sebuah sistem
piktograf. Gambar-gambar representasi tersebut berangsur-angsur menjadi lebih sederhana dan abstrak. Kuneiform ditulis pada
sabak tanah liat, dan
hurufnya digambar dengan buluh yang berfungsi sebagai
stilus. Dengan dibuatnya tulisan, administrasi suatu negara besar menjadi lebih mudah.
Transportasi difasilitasi dengan jalur air, baik melalui sungai atau laut.
Laut Tengah,
yang mencakup tiga titik benua, membantu perkembangan kekuatan militer
serta pertukaran komoditas, ide-ide baru, dan invensi. Pada era ini juga
bermunculan teknologi baru di darat, misalnya
kereta perang dan
pasukan berbasis kuda yang membuat pergerakan tentara menjadi lebih cepat. Teknologi tersebut berperan dalam kemajuan
militer; ekspansi wilayah serta pencaplokan teritori mulai terjadi, contohnya
Pertempuran Kadesh dan
Pengepungan Dapur pada abad ke-13 SM antara
bangsa Mesir dan
Het. Penyatuan daerah-daerah taklukan berlanjut pada munculnya
imperium atau
kekaisaran,
manifestasi hegemoni suatu bangsa dan ekspansi suatu wilayah berdaulat.
Peradaban yang ekstensif dapat membawa kedamaian dan stabilitas bagi
daerah luas. Imperium pertama, yang mengendalikan teritori luas dan
banyak kota, berkembang di
Mesir yang ditandai dengan bersatunya
Mesir Hulu dan Hilir
sekitar 3100 SM. Setelah berabad-abad kemudian, peradaban lembah sungai
yang lain juga menunjukkan kejayaannya dengan pendirian kekaisaran.
Pada abad ke-24 SM,
Kekaisaran Akkadia berdiri di
Mesopotamia;
[53] dan sekitar tahun 2200 SM,
Dinasti Xia berdiri di
Cina.
Setelah berabad-abad kemudian, peradaban lain berkembang di berbagai belahan dunia.
Perdagangan
semakin berkembang menjadi sumber kekuasaan karena negara-negara yang
memiliki akses untuk sumber daya penting atau menguasai jalur
perdagangan penting akan bangkit dan mendominasi. Sekitar 2500 SM,
Kerajaan Kerma berkembang di
Sudan, sebelah selatan Mesir. Di wilayah
Turki dahulu,
bangsa Het menguasai suatu imperium besar dan sejak 1600 SM,
Yunani Mikene mulai berkembang.
[54][55]
Di
India, periode sebelum 500 SM dikenal sebagai
periode Weda, menurut estimasi masa penyusunan
Regweda (sekitar 1700 SM hingga 1100 SM), kumpulan
himne keagamaan yang menjadi fondasi bagi
agama Hindu
dan aspek kultural lainnya pada masyarakat India awal. Rentang waktu
periode ini tidak diketahui dengan pasti, dan masa berakhirnya
diperkirakan sekitar abad ke-6 SM. Pada periode tersebut sudah ada
religi yang menjadi perintis bagi
agama Hindu seperti yang dikenal pada masa kini.
[56] Dalam periode tersebut, sekitar 700-300 SM, berbagai kerajaan dan republik mandiri yang dikenal sebagai
Mahajanapada didirikan di berbagai daerah India.
Saat berbagai peradaban kompleks muncul di belahan bumi timur, kebanyakan masyarakat pribumi di
benua Amerika masih hidup relatif sederhana selama beberapa masa, dan terpecah menjadi berbagai budaya regional yang berbeda-beda. Selama
tahap formatif di
Mesoamerika
(sekitar 1500 SM sampai 500 M), peradaban yang lebih kompleks dan
terpusat mulai berkembang, terutama pada daerah yang kini disebut
Meksiko,
Amerika Tengah, dan
Peru. Peradaban yang ada yaitu
Maya,
Zapotek,
Moche, dan
Nazka. Mereka mengembangkan pertanian dengan baik, misalnya menanam
jagung
dan tanaman khas Amerika lainnya, serta membuat budaya serta agama yang
istimewa. Masyarakat pribumi kuno tersebut akan mendapatkan pengaruh
yang besar setelah kedatangan orang-orang dari
Eropa pada awal zaman modern.
Seiring peradaban berkembang di berbagai belahan dunia,
religi atau sistem kepercayaan juga muncul di tempat tersebut. Pada beberapa peradaban di kawasan Hilal Subur, contohnya
Mesir dan
Mesopotamia, para raja dianggap sebagai tangan kanan
Tuhan (
teokrasi) sehingga mereka berperan sebagai pemimpin politik sekaligus spiritual.
[57] Di
Kanaan, orang-orang menyembah berbagai dewa, yang terkenal adalah
Baal. Di kemudian hari, kepercayaan ini tergantikan oleh agama
Yahudi yang monoteistik. Sementara itu di India terdapat pemujaan terhadap personifikasi alam seperti
Agni (api),
Waruna (laut), dan
Dyaus Pita (langit). Tradisi ini berkembang menjadi agama Weda, kemudian dimutakhirkan menjadi
agama Hindu
seperti yang dikenal sekarang ini. Di Asia Timur, manusia mulai
menyadari harmonisasi alam, menghormati para leluhur yang mewariskan
kesejahteraan pada mereka, dan mulai memahami hakikat dirinya. Hal itu
memicu kemunculan berbagai filsafat, di antaranya adalah
Taoisme dan
Konfusianisme.
Zaman Poros
Tiga
filsuf pada Zaman Poros yang menyebarkan ajarannya di tiga belahan
dunia yang berbeda tanpa mengetahui satu sama lain. Ajaran mereka masih
bertahan dan dipelajari hingga saat ini.
Zaman Poros, menurut
filsuf Jerman,
Karl Jaspers, adalah zaman saat pemikiran revolusioner bermunculan di
Cina,
India,
Persia, dan
Dunia Barat
selama rentang waktu antara abad ke-8 hingga ke-2 SM. Pada zaman itu
terjadi perkembangan gagasan filosofis dan religius secara transformatif
di berbagai belahan dunia dan kebanyakan terjadi secara independen.
Di
India terjadi perkembangan tiga agama:
Hinduisme,
Buddhisme, dan
Jainisme. Hinduisme masa kini merupakan perkembangan dari
Brahmanisme (1500–500 SM), dan penyusunan
Regweda (kitab suci tertua bagi
umat Hindu, bagian dari empat
Weda) diduga terjadi pada masa 1100 SM.
[58] Penyusunan
Upanishad, yaitu suplemen bagi kitab
Weda diduga terjadi pada masa 900–800 SM.
[59] Pada abad ke-7 SM, di
India Utara,
Siddhartha Gautama dari
suku Sakya menyebarkan
Buddhisme atau agama Buddha yang merupakan bagian dari tradisi
Shramana, paralel namun berbeda dengan pelopor Hinduisme. Sebagaimana Hinduisme, ajaran Buddha juga mengenal
karma,
reinkarnasi, dan
ahimsa, namun menolak
keberadaan Tuhan dan sistem
kasta. Pada abad ke-6 SM, bagian lain dari
Shramana, yaitu
Jainisme disebarkan oleh
Mahavira (abad ke-6 SM). Pendahulunya adalah
Pārśva
(abad ke-9 SM), yang juga merupakan pemimpin Jainisme menurut umat
Jaina. Seperti agama Buddha, Jainisme menolak penciptaan dunia oleh
Tuhan. Di antara ketiga agama tersebut, Hinduisme mendominasi India,
sedangkan Buddhisme lebih berkembang di Asia Timur dan Tenggara,
sementara Jainisme menjadi agama minoritas.
Di belahan
Dunia Timur, tiga perguruan filsafat telah mendominasi pemikiran bangsa
Tionghoa hingga masa kini. Ketiganya adalah
Legalisme (abad ke-8 SM),
[60] Taoisme (abad ke-6 SM),
[61] dan
Konfusianisme (abad ke-6 SM).
[62]
Legalisme adalah filsafat yang lebih mengutamakan sistem hukum daripada
pemikiran tinggi seperti alam dan tujuan kehidupan. Sementara itu,
Taoisme mengajarkan keharmonisan antara manusia dengan alam, diprakarsai
oleh
Laozi dan ajarannya terangkum dalam
Daode Jing.
[63] Meskipun hidup pada abad ke-6 SM, ada dugaan bahwa
Daode Jing disusun pada masa antara abad ke-4 hingga ke-3 SM.
[63] Ajaran Khonghucu (Konfusianisme) yang digagas
Kong Hu Cu, yang di kemudian hari memperoleh dominansi, mencari
moralitas politis tidak untuk paksaan melainkan untuk kekuatan dan keteladanan tradisi. Ajaran Khonghucu menyebar ke
semenanjung Korea hingga kepulauan
Jepang yang masih menganut
syamanisme dan kepercayaan tradisional lainnya.
Serikat Yesus di Cina pada abad ke-16 dan ke-17 memandang Konfusianisme sebagai suatu sistem etis, bukan
agama, sehingga tidak akan bertentangan dan akan sejalan dengan
agama Kristen.
[64] Meskipun demikian,
penghormatan leluhur di Cina
oleh beberapa kelompok dipandang bertentangan dengan ajaran Kristen
sehingga kini pelaksanaannya tidak dianjurkan lagi bagi orang Kristen
Tionghoa.
[65]
Kekaisaran regional
Pada masa seribu tahun dari 500 SM hingga 500 M, serangkaian
kekaisaran dengan luas wilayah yang belum pernah dicapai sebelumnya
telah berkembang. Tentara profesional yang terlatih dengan baik,
ideologi pemersatu, dan birokrasi yang lebih maju memberi peluang bagi para
kaisar untuk memerintah daerah yang sangat luas yang populasinya dapat mencapai angka sepuluh ribu atau lebih.
Beberapa daerah mengalami kemajuan
teknologi yang perlahan namun pasti, dengan perkembangan penting seperti
sanggurdi dan
tenggala. Di beberapa daerah, ada periode perkembangan teknologi secara pesat. Yang terkemuka adalah kawasan
Mediterania selama
periode Hellenistik, saat ratusan teknologi berhasil diciptakan.
[73][74] Periode semacam itu diikuti oleh periode keusangan teknologi, ketika kemunduran
Kekaisaran Romawi hingga kejatuhannya dan awal Abad Pertengahan.
Suatu kekaisaran besar bergantung pada pencaplokan teritori secara
militer dan pada susunan pemukiman yang terlindungi untuk menjadi pusat
penghasil pangan.
[75] Perdamaian relatif yang dicanangkan suatu kekaisaran dapat menggiatkan
perdagangan internasional, terutama rute perdagangan sibuk di
Laut Tengah yang telah berkembang sejak periode Hellenistik, serta
Jalur Sutra.
Di
Dunia Barat, bangsa
Yunani Kuno (dan kemudian
Romawi Kuno) mendirikan kebudayaannya sendiri yang pelaksanaan, aturan, dan adatnya dipandang sebagai fondasi bagi
peradaban Barat
kontemporer. Pada awal abad ke-3 SM, bangsa Romawi mulai memperluas
daerah kekuasaannya melalui penaklukkan dan kolonisasi. Pada masa
pemerintahan Kaisar
Augustus (akhir abad ke-1 SM), Roma menguasai seluruh negeri di sekeliling
Mediterania (
Laut Tengah). Pada masa pemerintahan Kaisar
Trayanus (awal abad ke-2 M), Roma menguasai sebagian besar daerah dari
Inggris hingga
Mesopotamia.
Pada abad ke-3 SM, hampir seluruh
Asia Selatan disatukan ke dalam
Kemaharajaan Maurya oleh
Chandragupta Maurya dan berkembang dengan baik di bawah pemerintahan
Ashoka yang Agung. Sementara itu, sekitar tahun 206 SM,
Dinasti Han berdiri di
Asia Timur, yang sepadan dengan bangsa Romawi dalam hal kekuatan dan pengaruh dan keduanya berada pada sisi
Jalur Sutra
yang berlawanan. Di saat bangsa Romawi membangun kekuatan militer yang
belum pernah disaksikan sebelumnya pada masa kuno, Dinasti Han justru
mengembangkan
kartografi
canggih, pembuatan kapal, dan navigasi. Dunia Timur juga menciptakan
tungku pembakaran suhu tinggi dan mampu menghasilkan instrumen musik
dari tembaga berkualitas baik. Di antara kekaisaran lain selama periode
klasik, Dinasti Han lebih maju dalam hal pemerintahan, pendidikan,
matematika, astronomi, dan teknologi.
Pada abad ke-1 M,
kekaisaran Aksum
mendeklarasikan diri sebagai kerajaan niaga besar, mendominasi negeri
tetangganya di Arab Selatan dan Kush serta menguasai perdagangan di
Laut Merah. Mereka mencetak mata uangnya sendiri dan mengukir
stela monolitik seperti
Obelisk Aksum untuk menandai makam kaisarnya.
Kekaisaran kuno menghadapi masalah umum yang berkaitan dengan
pemeliharaan pasukan yang berjumlah besar dan penyokongan terhadap
birokrasi pusat. Beban dirasakan paling berat oleh kaum petani,
sementara bangsawan tuan tanah terus menghindari kendali dari pusat.
Serangan bangsa
biadab di wilayah perbatasan makin mempercepat perpecahan internal.
Kekaisaran Han di
Cina jatuh ke dalam
perang saudara pada tahun 220 M, sementara
Kekaisaran Romawi yang sezaman dengannya perlahan-lahan kehilangan kendali dari pusat dan mengalami krisis pada masa yang sama.
Dari abad ke-3 M,
Dinasti Gupta mempertahankan periode yang dikenal zaman kejayaan India Kuno. Kemaharajaan di Asia Selatan meliputi para raja
Chalukya,
Rashtrakuta,
Hoysala,
Chola, dan
Wijayanagara.
Ilmu,
teknik,
seni,
sastra,
astronomi, dan
filsafat berkembang dengan baik di bawah perlindungan para raja tersebut. Dari abad ke-4 hingga ke-6,
India Utara diperintah oleh
para raja Gupta. Di India Selatan, tiga dinasti para raja
Dravida yang terkemuka berdiri:
Chera,
Chola, dan
Pandya. Stabilitas yang masih bertahan turut berkontribusi dalam masa kejayaan kebudayaan
Hindu pada abad ke-4 dan ke-5.
Di
benua Amerika, kerajaan-kerajaan regional berjaya didirikan sejak sekitar 2000 SM. Di
Mesoamerika,
[76] masyarakat pra-Kolumbus yang luas sedang terbentuk, yang terkemuka adalah
Maya dan
Aztek. Seiring
budaya ibu bangsa
Olmeka[77] perlahan-lahan surut,
negara kota
bangsa Maya yang besar perlahan-lahan berkembang dalam hal jumlah dan
keunggulan, dan kebudayaan Maya menyebar sepanjang semenanjung
Yucatán dan daerah di sekitarnya. Kekaisaran
Aztek di masa berikutnya dibangun oleh kebudayaan tetangganya dan mendapat pengaruh dari suku-suku taklukkan seperti
Toltek.
Kemunduran dan kejatuhan
Kekaisaran-kekaisaran besar di
Eurasia terletak di dataran dekat pesisir beriklim sedang. Dari
stepa Asia Tengah, bangsa nomad penunggang kuda (
Mongol,
Turk) mendominasi sebagian besar wilayah benua. Pengembangan
sanggurdi
dan pengembangbiakan kuda cukup kuat untuk mengangkut para pemanah
bersenjata lengkap, sehingga bangsa nomad tersebut menjadi ancaman
terus-menerus bagi peradaban bangsa yang bertempat tinggal tetap.
Perpecahan
Kekaisaran Romawi secara berangsur-angsur
[78][79] terjadi beberapa abad setelah abad ke-2 M, bersamaan dengan penyebaran
agama Kristen dari
Timur Tengah ke barat. Kekaisaran Romawi Barat jatuh
[80] di bawah dominasi
bangsa Germanik
pada abad ke-5 M, dan negara tersebut perlahan-lahan berkembang menjadi
sejumlah negara-negara saling perang. Sisa Kekaisaran Romawi di timur
Mediterania kemudian menjadi
Kekaisaran Bizantium.
[81] Berabad-abad kemudian, persatuan terbatas akan terjadi di
Eropa Barat melalui pendirian
Kekaisaran Romawi Suci[82] tahun 962, mencakup sejumlah negara yang kini dikenal dengan nama
Jerman,
Austria,
Swiss,
Cheska,
Belgia,
Italia, dan beberapa wilayah
Prancis.
Era Klasik
Era Klasik mencakup periode
sejarah yang terdiri dari peradaban yang saling melengkapi antara
Yunani Kuno dan
Romawi Kuno.
Era ini adalah masa saat masyarakat Yunani dan Romawi berkembang dan
memegang pengaruh yang besar di seluruh Eropa, Afrika Utara, dan Timur
Tengah.
Dari pecahan-pecahan era klasik yang bertahan hidup, gerakan
kebangkitan terbentuk secara bertahap dari abad ke-14 yang akhirnya
dikenal di Eropa dengan nama
Renaisans.
Kekaisaran Romawi
Lambang Vexilloid Kekaisaran Romawi
Republik Romawi yang betahan selama 500 tahun dan lebih dulu ada, telah melemah dan runtuh melalui beberapa
perang saudara.
[c] Beberapa peristiwa banyak diajukan sebagai penanda peralihan dari Republik menjadi Kekaisaran, termasuk penunjukan
Julius Caesar sebagai
diktator seumur hidup (44 SM),
Pertempuran Actium (
2 September 31 SM), dan pemberian gelar
Augustus kepada
Oktavianus oleh Senat (
4 Januari 27 SM).
[nb 1]
Kekristenan mula-mula
Transisi ke Abad Pertengahan
Pada dua abad pertamanya, Kekaisaran Romawi mengalami kestabilan dan kemakmuran, sehingga periode tersebut dikenal sebagai
Pax Romana ("Kedamaian Romawi").
[91] Romawi ini mencapai wilayah terluasnya di bawah kaisar
Trajanus: pada masa pemerintahannya (98 sampai 117 M) Kekaisaran Romawi menguasai kira-kira
6.5 juta km
2[92] permukaan tanah. Pada akhir abad ke-3 M, Romawi menderita
krisis yang mengancam keberlangsungannya, namun berhasil disatukan kembali dan distabilkan oleh kaisat
Aurelianus dan
Diokletianus.
Penganiayaan terhadap umat Kristen berubah setelah Konstantinus Agung
menjadi Kaisar dan menoleransi ajaran para pengikut Kristus pada tahun
330 M. Sementara pada tahun 395 M kematian
Theodosius kemudian membagi kekaisaran menjadi
Kekaisaran Romawi Barat dan
Kekaisaran Romawi Timur.
Karena wilayahnya yang luas dan jangka waktunya yang lama, institusi
dan kebudayaan Romawi memberikan pengaruh yang besar terhadap
perkembangan bahasa, agama, arsitektur, filsafat, hukum, dan bentuk
pemerintahan di daerah-daerah yang dikuasainya, khususnya di Eropa.
Ketika bangsa Eropa melakukan ekspansi ke belahan dunia lainnya,
pengaruh Romawi ikut disebarkan ke seluruh dunia.
Abad Pertengahan
Abad Pertengahan berpusat di kawasan
Eurasia lazimnya terhitung sejak
jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5. Kekaisaran Romawi Barat terpecah belah menjadi berbagai kerajaan mandiri, sementara itu Romawi Timur, atau
Kekaisaran Bizantium bertahan hingga menjelang akhir Abad Pertengahan. Periode ini juga berkaitan dengan
kemunculan agama Islam,
penaklukkan Islam,
[95] kemudian
zaman kejayaan Islam,
[96] dan permulaan serta perluasan
perdagangan budak Arab, diikuti dengan
serbuan Mongol di Timur Tengah dan Asia Tengah. Di
Asia Selatan berdiri
kerajaan pertengahan di India, disusul dengan pendirian
kesultanan di India.
Kekaisaran Cina mengalami pergantian dinasti antara lain
Dinasti Sui,
Tang,
Liao,
Jin,
Yuan dan
Ming. Jalur perdagangan Timur Tengah yang melalui Samudra Hindia, serta
Jalur Sutra yang melalui
gurun Gobi,
memberikan hubungan ekonomi dan budaya yang terbatas antara peradaban
Asia dan Eropa. Sementara Abad Pertengahan bergantung pada pengaruh dari
Eropa, peradaban di benua Amerika, seperti
Inka,
Maya, dan
Aztek, masih terus berkembang, kemudian berakhir pada masa yang berbeda-beda.
Perkembangan Islam
Peta daerah taklukan muslim, 622–750. (coklat: 622–632 M; jingga tua: 632–661 M; jingga: 661–750 M).
Pada
abad ke-7, di
jazirah Arab,
Muhammad bin Abdullāh menyebarkan agama baru yang disebut
Islam, dan pengikutnya disebut
muslim. Kemunculan Islam mengakhiri periode
paganisme bangsa Arab sebelumnya yang dikenal sebagai zaman
Jahiliyah. Setelah wafatnya Muhammad, kaum
muslim memulai ekspansi mereka pada akhir
Era Klasik dan awal Abad Pertengahan. Mereka menaklukkan hampir seluruh
Timur Tengah,
Afrika Utara, dan sebagian kawasan
Eropa. Pengetahuan dan keterampilan dari Timur Tengah,
Yunani, dan
Persia Kuno dipelajari oleh mereka pada Abad Pertengahan. Kaum muslim juga memberi inovasi bagi penemuan bangsa lain, misalnya pengolahan
kertas dari
Cina dan posisi
desimal pada
sistem bilangan dari
India. Sebagian besar pembelajaran dan perkembangan tersebut berhubungan dengan geografi. Sebelum kemunculan
Islam, kota
Mekkah sudah menjadi pusat perdagangan di Arab, dan Muhammad adalah seorang pedagang. Dengan tradisi
haji,
yaitu perjalanan suci ke Mekkah, kota tersebut tidak hanya menjadi
pusat pertukaran komoditas, melainkan juga pertukaran ide. Pengaruh
pedagang Muslim atas rute perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia sungguh
besar. Akibatnya, peradaban Islam berkembang dan meluas dengan basis
perekonomian pedagangnya, berbeda dengan Kristen, India, dan Cina yang
masyarakatnya berbasis pada pertanian. Para pedagang muslim membawa
barang dagangan serta agama mereka ke Cina (sehingga kini ada populasi
sekitar 37 juta
muslim Cina, terutama dari
suku Uyghur, yang wilayahnya merupakan bagian dari negara Cina), India,
Asia Tenggara, dan kerajaan-kerajaan di
Afrika Barat lalu kembali dengan penemuan-penemuan baru.
Eropa Abad Pertengahan
Erop selama
Abad Pertengahan Awal ditandai dengan berkurangnya populasi, urbanisasi, dan serbuan bangsa
biadab, semuanya dimulai sejak
Abad Kuno. Penyerbu biadab mendirikan kerajaan-kerajaan mereka di bekas wilayah
Kekaisaran Romawi Barat. Pada abad ke-7,
Afrika Utara dan
Timur Tengah (yang pernah menjadi wilayah Kekaisaran Romawi Timur) menjadi bagian dari
kekhalifahan setelah penaklukkan yang dilakukan oleh penerus
Muhammad.
Meskipun ada perubahan substansial dalam struktur masyarakat dan
politik, namun tidak seekstrem yang pernah dikemukakan para sejarawan,
karena banyak kerajaan baru menyatukan diri dengan tradisi Romawi yang
masih bertahan.
Agama Kristen menyebar di Eropa Barat dan banyak biara didirikan. Pada abad ke-7 dan ke-8, bangsa
Franka, di bawah pemerintahan
Dinasti Karolingia,
mendirikan sebuah kekaisaran yang meliputi sebagian besar kawasan Eropa
Barat; kekaisaran itu bertahan hingga abad ke-9, setelah kalah di bawah
tekanan para penyerbu—
bangsa Viking,
Magyar, dan
Saracen.
Selama
Abad Pertengahan Luhur,
yang dimulai setelah 1000 M, populasi di Eropa meningkat pesat diiringi
dengan teknologi baru dan inovasi pertanian yang membuat perdagangan
berkembang maju dan lahan-lahan pertanian bertambah.
Manorialisme—serikat petani di desa yang menyewa tanah dan bekerja untuk para bangsawan—dan
feodalisme—struktur
politik yang membuat para kesatria dan golongan bangsawan tingkat
rendah memberikan pelayanan kepada majikannya sebagai balas jasa atas
hak menyewa tanah—adalah dua cara untuk mengorganisasi masyarakat Abad
Pertengahan yang berkembang selama Abad Pertengahan Luhur.
Kerajaan-kerajaan menjadi lebih menekankan sentralisasi setelah dampak
desentralisasi dari pecahnya
Kekaisaran Karolingia.
Perang Salib, yang pertama kali diserukan tahun 1095, merupakan usaha orang Kristen barat untuk merebut kembali
Tanah Suci dari tangan
muslim, dan setelah usaha panjang orang Kristen mampu mendirikan negara-negara kecil di
Timur Dekat. Kehidupan intelektual ditandai dengan
skolastisisme dan pendirian beberapa universitas, sementara pembangunan
katedral Gotik merupakan salah satu pencapaian artistik luar biasa pada masa itu.
Abad Pertengahan Akhir ditandai dengan banyaknya kesulitan dan bencana. Kelaparan, wabah, dan perang membinasakan sebagian populasi Eropa Barat.
Maut Hitam
sendiri membunuh sekitar sepertiga dari populasi Eropa antara 1347 dan
1350. Maut Hitam merupakan salah satu pandemik paling mematikan dalam
sejarah umat manusia. Bermula di
Asia, wabah tersebut mencapai Mediterania dan
Eropa Barat selama akhir 1340-an,
[97] dan membunuh 10 juta orang Eropa dalam enam tahun; antara sepertiga hingga setengah populasi Eropa.
[98]
Pada Abad Pertengahan
[99] terjadi
urbanisasi
berkesinambungan pertama di Eropa Utara dan Barat. Banyak negara-negara
Eropa masa kini yang memiliki asal-usul dari peristiwa-peristiwa
sepanjang Abad Pertengahan; perbatasan politis Eropa masa kini, dalam
banyak hal, merupakan akibat dari prestasi militer dan kewangsaan selama
zaman kegemuruhan tersebut.
[100] Abad Pertengahan berlangsung hingga dimulainya
Abad Modern Awal[17] pada abad ke-16, ditandai oleh berdirinya banyak
negara kota, pembagian
Kekristenan Barat dalam suatu
reformasi,
[101] kebangkitan
humanisme dalam
Renaisans Italia,
[102] dan dimulainya penjelajahan samudra oleh orang Eropa yang mengakibatkan
Pertukaran Columbian.
[103]
Afrika Sub-Sahara Abad Pertengahan
Makam
Askia Mohammad I alias Askia yang Agung di
Mali.
Askia yang Agung merupakan pemimpin Kekaisaran Songhai pada masa
kejayaannya dan membangun negaranya sebagai negara terbesar dalam
sejarah Afrika Barat.
Amerika pra-Kolumbus
Pada Abad Pertengahan, di
Amerika Utara,
Tengah, dan
Selatan terjadi perkembangan kebudayaan dan peradaban yang unik dan tumbuh secara mandiri. Di Amerika Utara, sekitar 800 M,
kebudayaan Mississippi muncul di wilayah yang kini merupakan bagian dari negara
Amerika Serikat.
Kebudayaan tersebut berkembang di bagian timur laut, bagian tengah, dan
bagian tenggara wilayah Amerika Serikat. Kebudayaan ini terkenal dengan
arsitekturnya berupa bangunan-bangunan berupa gundukan yang besar.
Pemukiman terbesar dari kebudayaan ini,
Cahokia—terletak dekat
St. Louis Timur,
Illinois
pada masa kini—kemungkinan mencapai populasi kurang lebih 20.000 jiwa.
Perkampungan lainnya dibangun di sebelah tenggara, dan jaringan
perdagangannya membentang dari
Danau-Danau Besar hingga
Teluk Meksiko.
Pada masa kejayaannya, antara abad ke-12 dan ke-13 M, Cahokia adalah
kota terpadat di Amerika Utara, dan kepadatannya tidak kalah dengan
kota-kota
koloni Eropa sampai tahun 1800-an.
[104]
Di kawasan
Mesoamerika berkembang sejumlah peradaban, beberapa di antara runtuh sebelum Abad Pertengahan, contohnya
Peradaban Olmec di pesisir
Teluk Meksiko, tepatnya di situs
La Venta dan
San Lorenzo Tenochtitlán, yang runtuh sekitar 400 M.
[105] Tak jauh dari pusat perkembangan peradaban Olmec, berkembang
Peradaban Maya, yang berawal dari perkembangan
kebudayaan Epi-Olmec di
Chiapas masa kini (sejak 2000 SM). Peradabannya berkembang hingga
Guatemala dan
semenanjung Yukatan.
[106][107] Sementara itu,
negara kota Teotihuacan berdiri di
Lembah Meksiko sekitar 100 SM dan membangun kebudayaannya, namun bangsa pendirinya masih diperdebatkan karena tidak ada bukti tertulis.
[108] Pada era klasiknya (200–1000 M), kota-kota bangsa Maya seperti
Tikal,
Calakmul,
Copán,
Palenque,
Uxmal,
Cobá, dan
Caracol
mencapai kejayaannya, sedangkan Teotihuacan runtuh sekitar abad ke-8 M.
Pada abad ke-13, di sebelah barat kota-kota Maya, terjadi
aliansi tiga kota bangsa Aztek:
Tenochtitlan,
Texcoco, dan
Tlacopan. Mereka mendominasi sebagian besar wilayah
Mesoamerika pada abad ke-14 dan ke-15.
Pada periode yang sama, di
Amerika Selatan, munculah kebudayaan
Inka.
Kekaisaran Inka Tawantinsuyu, beribukota di
Cusco, membentangi seluruh daerah
pegunungan Andes, membuatnya sebagai peradaban Pra-Kolumbus yang paling ekstensif.
[109]
Bangsa Inka merupakan bangsa yang sejahtera dan maju, terkenal akan
sistem jalannya yang baik dan pertukangan batu yang tak tertandingi.
Imperium di Asia
Pada abad ke-9,
Kerajaan Pagan atau Dinasti Pagan terbentuk di
Myanmar,
sebagai manifestasi dari penyatuan wilayah-wilayah kedaulatan di
kawasan tersebut. Selama keberlangsungannya, kerajaan ini mendukung
pertumbuhan Agama Buddha
Theravada di kawasan Asia Tenggara. Di sebelah timur,
Kekaisaran Khmer berdiri, menggantikan Kerajaan Chenla.
Angkor, ibukota Khmer, merupakan kota terbesar di dunia sebelum zaman industri dan memiliki ribuan kuil, yang paling terkemuka adalah
Angkor Wat.
Pada periode yang sama, Dinasti Tang di Cina mengalami kemunduran
karena pemberontakan di wilayah selatan. Akhirnya wilayah kekaisaran
Cina terpecah menjadi
lima dinasti dan sepuluh negara yang saling bertikai (907-960). Pada tahun 907, di Cina Utara berdiri
Dinasti Liao yang didirikan oleh
bangsa Khitan dari kawasan
Mongolia kini. Sementara itu perang saudara di selatan diakhiri dengan berdirinya
Dinasti Song (960). Pada masa Dinasti Song, terjadi kemajuan teknologi dalam peperangan, yaitu pengembangan
bubuk mesiu yang berujung pada penciptaan
senjata api, seperti
senapan,
meriam, dan
pelontar api.
[112]
Pada abad ke-11, Sriwijaya jatuh ke tangan Dinasti Chola. Pada masa itu juga,
Islam menyebar dari
Gujarat ke
Indonesia. Pada abad ke-12 dan ke-13, Pagan dan
Kekaisaran Khmer menjadi dua kekaisaran utama di Asia Tenggara daratan.
[30] Sementara itu di Cina, Dinasti Liao tergantikan oleh
Dinasti Jin (1115) yang didirikan bangsa
Jurchen.
Pada abad ke-13, bangsa
Mongol melancarkan serbuan ke sejumlah kawasan di Asia, antara lain: Asia Tengah dan Barat (
Siberia,
Iran,
India), Asia Timur (
Cina,
Manchuria,
Tibet,
Korea,
Jepang), dan Asia Tenggara (
Myanmar,
Jawa,
Vietnam). Dinasti Jin dan Song menjadi bagian dari
Kekaisaran Mongolia, memicu berdirinya
Dinasti Yuan (1271). Di beberapa tempat, seperti Jepang, Vietnam, dan Jawa penyerbuan mereka gagal. Meskipun demikian,
Ekspansi Mongol sangat sukses karena pada akhirnya wilayah mereka terbentang sangat luas, dari pesisir
Laut Cina Timur hingga
Eropa Tengah.
[113]
Kekaisaran Mongolia hanya bertahan selama kurang lebih satu abad.
Setelah kejayaannya, wilayah taklukan mereka melepaskan diri. Di Cina,
pemerintahan Dinasti Yuan digulingkan oleh rakyat dan digantikan dengan
pemerintahan
Dinasti Ming (1368-1644) oleh
orang Han. Di bawah Dinasti Ming, sekali lagi Cina berada dalam masa kejayaannya.
[114]
Di
Thailand,
Sukhothai (abad ke-13) dan
Ayutthaya (abad ke-14) merupakan kekuatan utama
bangsa Thai
yang dipengaruhi oleh bangsa Khmer. Setelah Ayutthaya mendominasi
Sukhotai, pada abad ke-15, Khmer diserbu oleh Ayutthaya. Sementara itu,
di Indonesia, kerajaan-kerajaan Islam sedang berdiri, antara lain
Kesultanan Malaka,
Kesultanan Demak, dan
Kesultanan Cirebon. Menjelang akhir Abad Pertengahan, bangsa
Eropa mulai berdatangan dan berdagang di kawasan Asia Tenggara, diawali dengan
bangsa Portugis, disusul dengan
Spanyol dan
Belanda.
Sejarah modern
Sejarah modern ("periode modern", "era modern", "zaman modern") adalah sejarah masa-masa setelah Abad Pertengahan. "
Sejarah kontemporer" adalah sejarah yang meliputi peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak sekitar tahun 1900 hingga sekarang.
Abad Modern Awal
Pada periode ini terjadi kemunduran pada sejumlah peradaban di Afrika dan kemajuan di tempat lain. Ethiopia memasuki
Zemene Mesafint
(Zaman Para Pangeran) tahun 1769 ketika kaisar menjadi kepala negara
sementara negara diperintah oleh panglima perang, kemudian dipulihkan
oleh Kaisar
Tewodros II.
Pesisir Swahili mengalami kemunduran setelah berada di bawah kendali bangsa Portugis dan Oman.
Kekaisaran Songhai
jatuh ke tangan bangsa Maroko pada tahun 1591 saat mereka diserbu
dengan senjata api. Kerajaan Zimbabwe menjadi beberapa kerajaan kecil
seperti Mutapa dan Butua. Peradaban lain di Afrika mengalami kemajuan
selama periode ini;
Kekaisaran Oyo berada dalam masa kejayaannya, demikian pula
Kekaisaran Benin. Tahun 1670,
Kekaisaran Ashanti bangkit di daerah yang kini disebut
Ghana.
Kerajaan Kongo juga berkembang pesat selama periode ini.
Eksplorasi bangsa Eropa di Afrika mencapai puncaknya pada periode ini.
Renaisans
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Renaisans
Renaisans
Eropa, berawal pada abad ke-14,
[115]
ditandai dengan penggalian kembali ilmu-ilmu dari zaman kuno, serta
kebangkitan ekonomi dan kehidupan sosial di Eropa. Zaman Renaisans juga
menimbulkan budaya ingin tahu, yang berujung pada
humanisme[116] dan
Revolusi Ilmiah.
[117]
Meskipun ada pergolakan dan revolusi sosial dan politik yang diupayakan
melalui berbagai cara intelektual, Zaman Renaisans lebih dikenal akan
perkembangan kesenian dan kontribusi para
polimatik macam
Leonardo da Vinci dan
Michelangelo, yang menyebabkan adanya istilah "
Bapak Renaisans".
[118][119]
Ekspansi Eropa
Selama periode ini, kekuatan Eropa mendominasi hampir seluruh bagian
dunia. Dalam suatu teori dinyatakan bahwa geografi Eropa berperan
penting dalam keberhasilan tersebut. Dari luar,
Timur Tengah,
India, dan
Cina dikelilingi oleh
pegunungan atau
laut. Sekali rintangan alami ini dilalui, wilayah mereka hampir tampak datar. Sebaliknya, Pegunungan
Pirenia,
Alpen,
Apennini,
Karpatia,
dan pegunungan lainnya terbentang di sepanjang Eropa, dan kawasan benua
tersebut juga terbagi-bagi oleh sejumlah lautan. Hal ini memberi
perlindungan lebih bagi Eropa terhadap risiko penyerbuan dari
Asia Tengah. Sebelum zaman penggunaan
senjata api, bangsa nomad Asia Tengah lebih unggul daripada negara-negara agraris di sekeliling benua
Eurasia
dan bila mereka berhasil menerobos ke dataran India Utara atau melalui
lembah-lembah di Cina, serbuan mereka tidak akan terhentikan. Serbuan
mereka kerap mendatangkan kehancuran.
Zaman kejayaan Islam[120] berakhir setelah
bangsa Mongol menghancurkan Baghdad tahun 1258. India dan Cina merupakan subjek serbuan secara berkala, dan
Rusia melewati masa hampir dua abad di bawah penindasan
bangsa Mongol-Tatar.
Eropa Tengah dan
Barat, secara logistik lebih jauh dari jantung Asia Tengah, sehingga menjamin risiko penyerbuan yang lebih kecil.
Geografi berpengaruh terhadap perbedaan
geopolitik. Dalam sebagian besar sejarahnya,
Cina,
India, dan
Timur Tengah
disatukan di bawah kekuatan dominan yang memperluas teritorinya hingga
mencapai batas pegunungan dan gurun di sekelilingnya. Tahun 1600-an,
Kesultanan Utsmaniyah[121] menguasai hampir seluruh kawasan Timur Tengah, sementara
Dinasti Ming memerintah Cina,
[122][123] dan
Kemaharajaan Mughal
berkuasa atas India. Sebaliknya, Eropa kerap terpecah-belah menjadi
sejumlah negara yang saling berperang. Imperium-imperium pemersatu
Eropa, kecuali
Kekaisaran Romawi, cenderung runtuh tak lama setelah berdiri. Faktor geografis penting lainnya yang berperan dalam kebangkitan Eropa adalah
Laut Tengah,
yang selama ribuan tahun telah berfungsi sebagai jalur maritim yang
membantu pertukaran komoditas, bangsa, pemikiran, dan invensi.
Hampir seluruh peradaban agraris didesak oleh
lingkungan sekitarnya. Produktivitas tetap rendah, dan perubahan iklim dengan mudah mempengaruhi siklus kejayaan dan kemunduran (
boom-and-bust cycle; masa ekonomi sedang) yang menghantarkan peradaban menuju kebangkitan dan kehancurannya. Pada
abad ke-16, terjadi perubahan kualitatif dalam sejarah dunia. Kemajuan
teknologi serta
kemakmuran yang dihasilkan melalui
perdagangan perlahan-lahan memberikan peluang yang lebih besar.
[124]
Hak kepemilikan dan ekonomi
pasar bebas di Eropa lebih kuat daripada tempat lain di mana pun karena idealisme
kebebasannya, sehingga sikap dan tradisi tersebut mendukung ekspansi Eropa.
[125][126]. Pada masa kini, sarjana seperti
Kenneth Pomeranz
berkeberatan dengan pandangan tersebut, meskipun pendekatan sang
revisionis terhadap sejarah dunia menuai kritik karena meremehkan
prestasi peradaban Eropa.
[127]
Abad Modern
Besi dan Batu Bara (1855-1860). Lukisan karya
William Bell Scott tentang Revolusi Industri di Eropa.
Revolusi Ilmiah mengubah pemahaman manusia terhadap dunia dan menggiringnya pada
Revolusi Industri, sebuah tranformasi besar bagi perekonomian dunia.
[129][130] Revolusi Ilmiah pada abad ke-17 memberikan sedikit dampak langsung terhadap
teknologi
industri, tetapi setelah pertengahan abad ke-18 kemajuan ilmiah mulai
diterapkan secara signifikan pada invensi praktis. Revolusi Industri
diawali di
Britania Raya dan menggunakan mode produksi baru—
pabrik,
produksi massal, dan
mekanisasi—untuk
menghasilkan produk secara lebih cepat dan dalam jumlah besar, serta
mempekerjakan buruh lebih sedikit daripada masa sebelumnya. Abad
Pencerahan juga menuju kepada permulaan
demokrasi modern dalam
Revolusi Amerika dan
Perancis saat akhir abad ke-18.
Demokrasi dan
republikanisme kemudian bertumbuh dan memberikan dampak besar bagi
kualitas kehidupan dan peristiwa-peristiwa besar di duna.
Setelah orang Eropa (terutama
Inggris dan
Spanyol) memberikan pengaruh dan pendudukan atas benua
Amerika, aktivitas
imperialisme di Barat akhirnya berpaling ke
Timur dan
Asia.
[131][132] Pada abad ke-19, negara-negara Eropa mengalami kemajuan sosial dan teknologi daripada negeri-negeri di timur.
[133] Britania memperoleh kuasa atas
anakbenua India,
Mesir, dan
semenanjung Malaya;
[134] Perancis mengambil alih
Indochina; sedangkan Belanda memperkuat kuasanya atas
Hindia Belanda. Banyak emigran
Inggris menduduki
Australia,
Selandia Baru, dan
Afrika Selatan,
[134] sedangkan
Rusia menduduki kawasan
Siberia yang belum mengenal pertanian.
[135][136]
Akhir abad ke-19, kekuatan negara-negara Eropa membagi-bagi daerah
Afrika yang terjajah. Di Eropa sendiri, tantangan ekonomi dan militer
menciptakan sistem
negara kebangsaan, dan pengelompokan etnolinguistik mulai dipakai untuk mengenali jati diri sebagai
bangsa yang berbeda dengan aspirasi
otonomi kultural dan politik.
Nasionalisme semacam itu akan menjadi hal penting bagi suku bangsa lain di berbagai belahan dunia saat
abad ke-20.
Sejarah kontemporer
Pasukan bayonet Perancis saat
Perang Dunia I, perang besar pertama dalam sejarah kontemporer.
1900–1945
Abad ke-20
[142] dimulai saat
Eropa berada dalam puncak kemakmuran dan kekuasaannya, sedangkan sebagian besar kawasan lainnya berada di bawah kekuatan
kolonialisme mereka secara langsung atau dominasi secara tidak langsung.
[143] Banyak daerah di belahan dunia lainnya mendapat imbas dari negara-negara yang sangat terpengaruh budaya Eropa:
Amerika Serikat dan
Jepang.
[144]
Saat permulaan abad ini, sistem global yang didominasi oleh
kekuatan-kekuatan yang bersaing satu sama lain menjadi persoalan yang
dipenuhi ketegangan, akhirnya menyerah pada struktur negara-negara
independen yang lebih lunak yang terorganisasi menurut cara barat.
1945–2000
Setelah
Perang Dunia II berakhir tahun
1945,
Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan dengan harapan menyelesaikan perselisihan antarbangsa dan mencegah peperangan di masa depan.
[150][151] Perang tersebut menyisakan dua negara dengan kekuatan besar, yaitu
Amerika Serikat[152] dan
Uni Soviet, yang membimbing perkara internasional.
[153]
Keduanya saling mencurigai dan takut akan persebaran global dari model
politik dan ekonomi salah satu negara tersebut. Hal itu memicu
terjadinya
Perang Dingin—perselisihan tanpa pertumpahan darah antara Amerika Serikat, Uni Soviet, dan sekutu masing-masing. Dengan pengembangan
senjata nuklir[154] dan
perlombaan senjata, umat manusia berada dalam risiko terjadinya
perang nuklir yang dipicu kedua negara adikuasa tersebut.
[g]
Perang semacam itu dianggap sulit dijalankan, sehingga pendanaan
dipakai dalam perang lewat pihak ketiga, dengan pengeluaran yang cocok
untuk negara
Dunia Ketiga tanpa senjata nuklir.
Perang Dingin
berakhir hingga tahun 1990-an, ketika sistem komunis Uni Soviet mulai
runtuh, tak mampu bersaing secara ekonomi dengan Amerika Serikat dan
Eropa Barat. Negara-negara Uni Soviet di Eropa Tengah menuntut
kedaulatan bangsa mereka sehingga pada tahun 1991, Uni Soviet pecah
menjadi sejumlah negara.
[155] Sejak saat itu, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adikuasa di dunia.
[156][157][h]
Pada beberapa dasawarsa awal abad ke-20, daerah jajahan negara-negara
Eropa—
Belgia,
Inggris,
Belanda,
Perancis, dan
imperium Eropa lainnya—di
Afrika dan
Asia mendeklarasikan kemerdekaannya secara resmi.
[159][160] Negara-negara baru merdeka tersebut menghadapi tantangan dalam bentuk
neokolonialisme, kemiskinan, buta huruf, dan
penyakit tropis endemis.
[161][162] Banyak negara di
Eropa Barat dan
Tengah yang perlahan-lahan membentuk suatu komunitas politik dan ekonomi, yaitu
Uni Eropa, yang melebar ke timur karena keikutsertaan negara-negara bekas Uni Soviet.
[163]
Astronot
Eugene Cernan saat misi
Apollo 17 (1972), pendaratan terakhir di
Bulan. Pendaratan di Bulan merupakan salah satu pencapaian besar dalam sejarah umat manusia.
Pada abad ini, aplikasi teknologi sudah mampu menembus
atmosfer Bumi yang memungkinkan umat manusia
menjelajahi ruang hampa di
Tata Surya. Dalam bidang
biologi, penemuan struktur
DNA[168]—pola cetakan kehidupan—dan pengurutan
genom manusia, merupakan suatu prestasi gemilang dalam pemahaman terhadap
biologi manusia dan penanganan
penyakit.
[169] Angka
melek huruf
di seluruh dunia mulai meningkat, sebaliknya persentase sumber tenaga
kerja untuk memproduksi pangan bagi umat manusia perlahan-lahan menurun.
Teknologi
perekaman suara,
film,
siaran radio dan
televisi
mengakibatkan informasi dan hiburan menyebar dengan sangat pesat.
Kemudian, pada dasawarsa terakhir di abad tersebut, terjadi peningkatan
pada jumlah penggunaan
komputer, termasuk
komputer pribadi. Jaringan komunikasi global hadir dalam bentuk
Internet.
Media massa satu arah beralih menjadi komunikasi individual dalam
gejala yang disebut pergeseran peradaban keempat menuju peradaban
kelima.
[170]
Abad ke-21